Social Icons

Pages

This is default featured slide 1 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 2 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 3 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 4 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 5 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

Featured Posts

Jumat, 30 November 2012

Pencerahan Di Bumi Perkemahan



Ada sebuah kisah menarik yang terjadi dalam beberapa hari yang lalu, kisah ini mungkin akan menjadi kenangan dan pembelajaran tersendiri bagi orang yang berada dalam sebuah kisah tersebut. Luar biasa kurasa untuk sebuah pencerahan, bagaimana menyikapi dan memulai sesuatu hal yang kita harapkan nanti. Kisah tersebut muncul ketika berlangsungnya acara diklatsar KSR UIN Maliki Malang yang ke 21 yang bertempat di bumi perkemahan Ledok Ombo Kecamatan Poncokusumo Malang.
Diklat ini awalnya tidak ada yang special, tidak ada yang ‘wah’ ketika awal mula dibukanya acara tersebut. Hanya terdapat beberapa insiden antar panitia yang menurutku hal itu sangat lumrah dalam sebuah acara. Menit-menit awal berlalu hanya diperoleh rasa capai dan lelah setelah setengah hari semua panitia, anggota dan peserta bergelut dalam tugas masing-masing. Semua larut dalam rintik hujan yang membasahi bumi perkemahan tersebut. Siang menjadi sore dan sore berangsur gelap gulita tergantikan malam yang dingin karena cuaca hujan.
Detik menegangkan mulai terkuak sejak seorang anggota senior paham akan konsep yang diusung panitia saat itu. Beliau kaget dan merasa kenapa sampai terjadi hal seperti ini? Muncullah tanda tanya besar dalam diri mereka. Ingin sekali beliau mengutarakan maksud dan isi hati mereka saat itu, hanya saja belum ada kesempatan untuk diberikan keleluasaan berbicara. Malam itu menjadi malam penuh keganjilan di hati para senior yang sudah berpengalaman dalam hal menangani acara diklatsar tersebut.
Keesokan hari, tidak ada yang berubah dan tidak ada yang bertambah. Semua berjalan sesuai rencana, acara demi acara yang sudah terkonsep satu persatu sudah terlaksanakan dengan lancar. Semua masih dalam balutan senyum sumringah tanpa menyadari kekeliruan yang menjadikan ganjalan bagi para senior pada malam sebelumnya. Ketika sore hari, para panitia kedatangan tamu para senior alias para pendahulu, kedatangan mereka memang sudah menjadi tradisi tahunan dalam diklatsar, karena diklatsar merupakan ajang untuk memupuk bibit-bibit baru yang akan memasuki zona keluarga KSR UIN Maliki Malang. Semua merasa senang dan bahagia karena di tengah kesibukan mereka (senior pendahulu), mereka masih berkenan meluangkan waktunya untuk melihat calon adik-adik beliau yang akan melanjutkan tonggak estavet KSR UIN Maliki Malang untuk ke depannya. Semua masih dalam balutan canda tawa, tanpa menyadari akan terjadinya sebuah tragedi yang akan mengubah jalan KSR kembali sedia kala.
Malam harinya setelah acara pesta rakyat, tragedi tersebut mulai tersulut dengan beragamnya kekeliruan yang kita anut tanpa ada kesadaran dalam menjalani serangkaian acara diklatsar ini. Candaan yang semula terdengar dalam hangatnya tenda pleton kini berubah menjadi keheningan yang mencekam. Mental-mental panitia dan yang terlibat di dalamnya saat itu benar-benar di pres dengan sebuah kalimat yang lantang. Semua terdiam, ada yang hanya diam menunduk, ada yang menyadari maksud kalimat tersebut dan menerimanya dengan lapang, adapula yang tidak terima dengan hal yang diusung dan dijelaskan para anggota kehormatan (senior pendahulu), dan mungkin ada juga yang masih belum paham maksud dan arah dari pembicaraan tersebut. Sungguh malam itu aku merasa berada dalam sebuah tekanan (under pressure) yang sangat dahsyat. Namun perlu untuk diketahui, tekanan tersebut tidak untuk menghancurkan mental para panitia dan berbagai individu yang terlibat di dalamnya, melainkan untuk menyadarkan kita dari kekeliruan yang kita alami selama 3 tahun belakangan ini. Penggunaan system saat ini untuk menjalankan diklatsar yang merupakan pintu masuk awal anggota baru ke organisasi KSR, sekaligus ajang panitia memperkenalkan organisasi dengan sebaik-baiknya ternyata terdapat beragam kekeliruan dan kesalahan yang fatal.  Dan inilah yang menjadikan munculnya tragedy tersebut sekaligus menjawab kesalahan yang dilakukan oleh panitia 2 tahun silam, yang menjadikan para senior marah besar saat itu. Semua terdiam membisu mendengarkan teguran keras dan keluh kesah para senior melihat kekeliruan kami selama ini.
Mendengar beberapa hal yang diutarakan oleh para senior berikut koreksi beliau terhadap semuanya, menjadikan titik awal kesadaran bagiku bahwa selama ini kita salah, keliru dan melenceng dari jalan yang dianut para organisator yang sudah berpengalaman. Meski malam itu masih hening dan mencekam, tapi itulah titik awal pembelajaran dan pencerahan buat kita. Tidak apa-apa jika ada air mata yang menetes, tidak masalah jika kita bersedih karena sadar akan kekeliruan kita, semua itu untuk menjadikan organisasi KSR UIN Maliki Malang lebih baik. Ada sebuah pengorbanan di antara perjuangan menuju puncak, kita tak mampu menghadapi gempuran alam namun kita bisa menyiasatinya. Dari sinilah semua berawal, kemarin biarlah berlalu, pepatah mengatakan “kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri dan hari ini adalah anugerah, maka nikmatilah..”
***
System lama yang sudah ada tidak selamanya harus diganti total dengan alasan perkembangan zaman, adakalanya system lama itu masih efektif dibandingkan dengan system yang kita buat saat ini. Meski secara teori dan berbagai macam pertimbangan bagus, namun belum tentu secara aplikasi akan bagus juga. Lihatlah system system yang ada di Negara kita, sudah berapa kali adanya pergantian system hingga saat ini, namun hasilnya nihil. Semua terjerembab dalam kebobrokan tanpa adanya kesadaran. Hal inilah yang berlaku kemarin pada acara diklatsar. Meski secara teoritis sudah bagus karena sudah dikonsep dengan mengedepankan maslahat dan pertimbangan yang matang, tapi jadinya semua kacau setelah diaplikasikan secara riil dilapangan. Hal seperti inilah yang patut kita sadari, tidak perlu banyak pemikiran dan membentuk kerangka ulang sebuah system dalam menjalankan sebuah acara jika sebelumnya sudah ada system yang mewadahi acara tersebut selama bertahun-tahun. Kita cukup memakainya saja meski hal tersebut terkesan kolot, namun kenyataan dan hasil dari system lama lebih bagus dari pada system yang baru. Untuk itulah, ini menjadi sebuah pembelajaran untuk kedepannya, agar kita tidak lagi mengesampingkan dan mengabaikan system yang sudah lama ada.
Untuk permasalahan ini cukuplah kita saja yang keliru, tidak usah saling menyalahkan dan tidak usah merasa bersalah, yang penting kita semua sadar bahwa kita sama-sama salah dan menyadari kesalahan yang kita lakukan selama ini. Oleh karena itu cukuplah hari ini kita keliru dan kedepannya kita rencanakan agar tidak terjerumus ke dalam lubang yang sama.
Dan untuk perihal diklatsar, aku juga menyadari bahwa inilah awal kita memupuk bibit-bibit baru agar tumbuh sesuai dengan apa yang kita harapkan. Karena selama ini, aku hanya menggap bahwa diklat ini hanyalah sebuah acara untuk open recruitment aggota saja. Namun setelah adanya insiden kemarin akupun menyadari makna di balik acara diklatsar ini secara subtansi sama halnya dengan awal kita menanam bibit. Butuh ketelitian, ketelatenan, keuletan dan perawatan yang sebenar-benarnya agar bibit tersebut menjadi bibit yang unggul sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam sebuah film kunfu panda tertera sebuah nasihat yang berbunyi “sebuah benih/bibit akan tumbuh sesuai dengan keinginan jika kau percaya, mengarahkannya dan merawatnya.” Dari kesimpulan nasehat itu dapat kita cerna bahwa jika kita menginginkan penerus yang baik dan sesuai harapan, maka kau harus percaya, mengarahkannya pada sesuatu yang benar dan merawatnya selama masih ada tenaga dan waktu hingga bibit tersebut sudah matang. Dan sebelum hal itu kita lakukan terhadap bibit baru, wajib bagi kita untuk membenahi diri kita terlebih dahulu sebelum membenahi orang lain. Itulah kesimpulan dari tragedy beberapa hari lalu dalam acara diklatsar 21 yang bisa aku cerna dan bisa aku pahami. Mungkin ini menjadi sebuah awal pencerahan dan kekompakan kita antar anggota. Bravo KSR UIN Maliki Malang..!!!

Jumat, 19 Oktober 2012

Untuk Pembelajaran dan Berbagi Pengalaman


Sudah beberapa hari berlalu penantian yang ditunggu-tunggu keluargaku yaitu hari dimana aku menjadi seorang wisudawan. Rasa bahagia tentunya pasti aku rasakan meski walau sesaat, namun setelah itu semua tersisa kekosongan, kosong dalam menentukan arah, kosong dalam menentukan pilihan untuk maju dan kosong dalam menjalani kehidupan baru untuk kedepannya. Kesemuanya kosong tanpa ada persiapan sebelumnya, tanpa ada ancang-ancang walau hanya sebaris. Semua kuhadapi dengan kebingungan, tanpa ada harapan yang pasti. Jujur, memang berat meninggalkan kehidupanku saat ini, kehidupan ketika aku masih berstatus mahasiswa.
Mungkin di mata teman-teman menjadi seorang sarjana dan menyelesaikan kuliah adalah suatu kebahagiaan yang tak terhingga. Namun bagiku itu merupakan sebuah kesedihan yang tak dapat kugambarkan. Aku tidak munafik dan bohong tentang ini semua, aku tidak mengharapkan semua omong kosong ini. Justru keinginanku masih ingin selalu menjadi seorang mahasiswa yang bebas dari tekanan apapun. Tapi melihat keadaan saat ini aku tetap mensyukuri dengan di wisudanya diriku. Meski terlihat plin plan, namun begitulah diriku. Dalam hati kecilku, aku masih tidak senang dengan di wisudanya diriku karena kehidupan mendatang belum aku rencanakan dengan matang. Aku hanya bisa pasrah mengikuti jalan takdir yang akan kuukir kelak. Dalam pengharapanku, semoga ada jalan menuju jalan kesuksesan. Semoga,,semoga ,,,dan,,,,semoga ada jalan.
Dan untuk semua teman-temanku yang masih dalam proses memperebutkan gelar sarjana, bersabarlah tidak usah sedih karena kelulusan kalian tidak tepat waktu atau molor. Cukup bersabar dan iri selama itu dalam hal kebaikan, karena kelak ketika kalian mengenakan toga perasaan yang aku alamai saat ini kalian rasakan juga. Tapi aku yakin semua bisa kalian taklukkan dengan mudah dan semoga Allah SWT mendengar doaku ini, amien ya rabb!!
Jadi bagi siapapun yang masih berstatus mahasiswa abadi, tidak usah minder dan malu. Apalagi ada selentingan omongoan masalah kelulusan, cukup di dengar saja dan jangan dimasukkan ke dalam hati. Karena kehidupan setelah selesai kuliah lebih terjal dan lebih kejam dari kehidupan menjadi mahasiswa. Jadi sekali lagi tidak usah bersedih, tidak usah sakit hati, karena semua mahasiswa akan mengalami kelulusan. Untuk itu sebelum menghadapi tantangan yang begitu berat saat setelah wisuda, persiapkanlah dengan matang agar nantinya kebingungan yang kerap dialami oleh sebagian besar wisudawan/I dapat kalian atasi dengan mudah. So, tetap santai, sabar, usaha dan doa insyallah tuhan mendengarkan apa yang kalian keluhkan.