Social Icons

Pages

Jumat, 01 Juni 2012

Bukan Masanya

Kini telah berubah
Kemarin sudah usai
Waktu telah berlalu
Hari telah berganti
Semua sudah terlewati
Dengan senyum bahagia dan tangin kesedihan
__
Indahnya masa itu tak mungkin terulang
Senyum, tawa, tangis dan sedih
Sudah mencapai tahap akhir pergantian
Sekarang adalah babak baru
Memoles warna baru yang memudar
Mengganti suasan, memunculkan semangat pembeda
**
Kini bukan lagi masanya
Hati yang sempat berlabuh
Sedikit demi sedikit perlahan pergi
Tak ada kesenangan lagi seperti dulu
Antara tangis dan tawa menyatu

Kini bukan masaku lagi
Untuk menetap dan berada disini


Kriteria Calon Istri…???


Ini adalah catatan pengantar tidurku. Selain mengembalikanku pada aktifitas menulis “ngawur di blog” juga mencoba untuk eksis lagi dalam dunia diary yang begitu menjijikkan ini hehe..
Well, ini adalah sebuah catatan untuk disimak sebagai jawaban dari teman-temanku tadi sore tentang kriteria Istri atau cewek seperti apa yang aku inginkan? Mungkin ini adalah pertanyaan yang gampang untuk di jawab, tapi entah mengapa tadi aku masih terkesan ragu dan malu untuk mengatakannya. Padahal kalau di depan teman-teman nongkrong yang dulunya sesama alumni sekolah yang sama, aku langsung menjawab tanpa pikir panjang dan ragu-ragu lagi. Namun di hadapan mereka (teman organisasi) aku masih terkendala untuk ceplas-ceplos tentang masalah yang satu ini.
Langsung menuju jawaban, ---yang pasti kriteria calon istri dan pacar yang aku inginkan adalah dia tidak berkumis, jengkotan, bernama Toni, Johan dan mungkin Hendra, terlebih lagi dia juga tidak berjenis kelamin sama denganku. Karena GUA BUKAN MAHO men..GUA COWOK NORMAL dan GUA MASIH PUNYA KETERTARIKAN TERHADAP LAWAN JENIS ALIAS WANITA. Jadi sekali lagi aku tegaskan GUA BUKAN MAHO dan calon istri yang aku inginkan adalah WANITA TULEN bukan WANITA JADI-JADIAN.
Maap, jika tulisannya aku gedein karena biar “mereka” sekumpulan orang FREAK tahu kalau aku masih normal dan menghendaki wanita hehe..
Okeh, kembali ke topik wanita. Intinya dia adalah wanita yang sefikroh (sepemikiran, sepaham dll) denganku. Terus dia juga Sekufu’ (Sama, Sederajat n dll) denganku. Dan patokan utama adalah agama, karena Islam mengajarkan demikian sebagaimana yang tertera dalam hadits yang berbunyi “Tungkahul Mar’a Li Arba’: Limaaliha, walihasabiha, walijamaliha, wa lidiniha. Fadfar bidzati Ad-Dien taribat yadak”. Meski aku adalah lelaki yang ancur-ancuran atau bahasa halusnya brengsek tapi aku tetap menjadikan agama sebagai patokan utama dalam menentukan calon istri.
Kemudian untuk fisik aku memilih yang sesuai seleraku saja. Sedang-sedang saja lah asal tidak ancur-ancur amat karena aku tidak munafik dan masih punya selera terhadap tampilan wanita. Untuk ukuran lelaki sepertiku sangat mustahil jika masih tidak memandang wajah dan fisik calon istrinya, standar ukuran seperti itu tetap diperhitungkan hingga saat ini. Selain fisik aku juga mencari wanita yang bukan sebangsa dan sesuku denganku, maap jika ini agak nyeleneh dari kebanyakan orang. Hal ini karena ada sebuah sindiran yang terkesan mewanti-wanti diriku dari bibi2ku kalau aku mau mencari istri jangan yang sesuku. Entah apa alasan mereka terkait masalah kesukuan ini, tapi aku juga punya pemikiran yang demikian agar nanti kedepannya keluargaku tidak hanya sebatas orang-orang sesuku tapi ada juga yang diluar suku. Meski ini sudah menjadi komitmen dan keinginan sejak 3 tahun yang lalu, tapi bukan berarti itu merupakan sebuah keharusan bagiku. Keinginan seperti itu ada tapi untuk urusan kepastian jodoh tetap itu kehendak yang di atas, toh kita hanya memilih, usaha, ikhtiar dan doa. Perkara yang di atas berkehendak lain, ya it’s oke. Lagian patokan utama kan agama, selebihnya adalah sebuah hiasan atau bumbu penyedap saja.
Jadi tipe wanita yang ingin kujadikan seorang istri adalah wanita yang beragama bagus, akhlak bagus dan sesuai dengan selera. Jika ada yang kurang atau mungkin berlebihan, harap dimaklumi karena aku hanya lelaki biasa yang ingin hidup lebih baik dalam hal agamanya. Itu saja tulisan pengantar tidur, semoga ini bisa mengilhami cowok-cowok yang sama denganku agar nanti kalau memilih istri fisik di nomor duakan, kekayaan di nomor sekiankan. Dahulukan agama Insyallah istri anda akan terjaga dan dia tidak akan pernah menghianati suaminya karena agamanya yang telah menjaga dan mengawasinya selama hidupnya. Wassalam