Pagi itu suasana cerah menyinari pesantren kami, para santri berbondong-bondong memasuki kelas untuk mengikuti pelajaran. kami kelas 3 pun juga berbondong rapi memasuki kelas bahasa arab.
tet..tet..tet..
(bel masuk kelas berbunyi)
Ust. Zubaidi: Assalamualaikum... (memasuki kelas dengan gagah dan masih fresh)
Santri Kelas 3 tra: walaikum salam.. (sebagian saja yg menjawab)
pelajaran berlangsung, ust. zubaidi dengan semangat 45 menerangkan makna kisah dalam buku al-'arobiyah lin nasi'in (kyaknya begitu tulisannya) kepada kami santri kelas 3 tra. namun semangat ngajar beliau tidak bersambut, di pojokan kelas segerombolan santri sedang bergurau, dan...
Pesss....(*bunyi kentut)
pelaku langsung tersenyum kecil sambil mengibas-ngibaskan udara kentutnya.
hem..sapa yang kentut?? *celetuk seorang santri sambil menutup hidungnya dengan buku tulis
dari satu orang kemudian menjadi semua orang dalam kelas yang mencium kentut busuk tersebut, kelaspun jadi riuh tak terkontrol, mata-mata tanjam santri menyisir wajah satu persatu santri, penasaran dengan siapa yang berbuat dan berharap dapat mengetahuinya, ust. zubed pun (begitu santri memanggilnya) juga menciumnya dan..
Ust. zubaidi: hem..hem..siapa yang kentut?? bau sekali,,dosha kalian,,dosha kalian... (sambil menutup hidung, kemudian beliau keluar kelas)
para gerombolan pelaku hanya bisa menyaksikan dengan tertawa.
-siang hari
sekitar jam 10 giliran pelajaran fikih yang disampaikan oleh ust. ma'ruf, semua diam tak berkutik, beliau memang terkenal sangar di kalangan santri, tidak ada suara gurau ketika beliau mengajar, semua diam dan..
Pess...(*lagi-lagi bunyi kentut)
tanpa dikipaspun, bau kentut tersebut menyebar ke seluruh ruangan kelas
meski bau busuk kentut itu tercium oleh semua santri, tapi tidak ada yang bersuara, para santri hanya bisa menutup hidung dengan perasaan mendongkol.
di depan kelas ust. ma'ruf hanya mengendus-endus bau busuk yang mulai tercium beliau, dengan bantuan tangan beliau mencoba bertahan dari bau kentut yang menyengat dan..
Ust. Ma'ruf: sudah..kalian cium sendiri kentut ini, saya mau keluar dulu
entah jengkel atau apalah, waktu itu keadaan kelas diistirahatkan dalam 10 menit ke depan. dan lagi-lagi gerombolan pelaku hanya bisa tertawa melihat tingkah dua ustad yang berbeda ketika mencium kentut.
tet..tet..tet..
(bel masuk kelas berbunyi)
Ust. Zubaidi: Assalamualaikum... (memasuki kelas dengan gagah dan masih fresh)
Santri Kelas 3 tra: walaikum salam.. (sebagian saja yg menjawab)
pelajaran berlangsung, ust. zubaidi dengan semangat 45 menerangkan makna kisah dalam buku al-'arobiyah lin nasi'in (kyaknya begitu tulisannya) kepada kami santri kelas 3 tra. namun semangat ngajar beliau tidak bersambut, di pojokan kelas segerombolan santri sedang bergurau, dan...
Pesss....(*bunyi kentut)
pelaku langsung tersenyum kecil sambil mengibas-ngibaskan udara kentutnya.
hem..sapa yang kentut?? *celetuk seorang santri sambil menutup hidungnya dengan buku tulis
dari satu orang kemudian menjadi semua orang dalam kelas yang mencium kentut busuk tersebut, kelaspun jadi riuh tak terkontrol, mata-mata tanjam santri menyisir wajah satu persatu santri, penasaran dengan siapa yang berbuat dan berharap dapat mengetahuinya, ust. zubed pun (begitu santri memanggilnya) juga menciumnya dan..
Ust. zubaidi: hem..hem..siapa yang kentut?? bau sekali,,dosha kalian,,dosha kalian... (sambil menutup hidung, kemudian beliau keluar kelas)
para gerombolan pelaku hanya bisa menyaksikan dengan tertawa.
-siang hari
sekitar jam 10 giliran pelajaran fikih yang disampaikan oleh ust. ma'ruf, semua diam tak berkutik, beliau memang terkenal sangar di kalangan santri, tidak ada suara gurau ketika beliau mengajar, semua diam dan..
Pess...(*lagi-lagi bunyi kentut)
tanpa dikipaspun, bau kentut tersebut menyebar ke seluruh ruangan kelas
meski bau busuk kentut itu tercium oleh semua santri, tapi tidak ada yang bersuara, para santri hanya bisa menutup hidung dengan perasaan mendongkol.
di depan kelas ust. ma'ruf hanya mengendus-endus bau busuk yang mulai tercium beliau, dengan bantuan tangan beliau mencoba bertahan dari bau kentut yang menyengat dan..
Ust. Ma'ruf: sudah..kalian cium sendiri kentut ini, saya mau keluar dulu
entah jengkel atau apalah, waktu itu keadaan kelas diistirahatkan dalam 10 menit ke depan. dan lagi-lagi gerombolan pelaku hanya bisa tertawa melihat tingkah dua ustad yang berbeda ketika mencium kentut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar