Ini adalah catatan pengantar tidurku. Selain mengembalikanku pada
aktifitas menulis “ngawur di blog” juga mencoba untuk eksis lagi dalam dunia
diary yang begitu menjijikkan ini hehe..
Well, ini adalah sebuah catatan untuk disimak sebagai jawaban dari
teman-temanku tadi sore tentang kriteria Istri atau cewek seperti apa yang aku
inginkan? Mungkin ini adalah pertanyaan yang gampang untuk di jawab, tapi entah
mengapa tadi aku masih terkesan ragu dan malu untuk mengatakannya. Padahal kalau
di depan teman-teman nongkrong yang dulunya sesama alumni sekolah yang sama,
aku langsung menjawab tanpa pikir panjang dan ragu-ragu lagi. Namun di hadapan
mereka (teman organisasi) aku masih terkendala untuk ceplas-ceplos tentang
masalah yang satu ini.
Langsung menuju jawaban, ---yang pasti kriteria calon istri dan
pacar yang aku inginkan adalah dia tidak berkumis, jengkotan, bernama Toni,
Johan dan mungkin Hendra, terlebih lagi dia juga tidak berjenis kelamin sama
denganku. Karena GUA BUKAN MAHO men..GUA COWOK NORMAL dan GUA MASIH PUNYA
KETERTARIKAN TERHADAP LAWAN JENIS ALIAS WANITA. Jadi sekali lagi aku tegaskan
GUA BUKAN MAHO dan calon istri yang aku inginkan adalah WANITA TULEN bukan
WANITA JADI-JADIAN.
Maap, jika tulisannya aku gedein karena biar “mereka” sekumpulan
orang FREAK tahu kalau aku masih normal dan menghendaki wanita hehe..
Okeh, kembali ke topik wanita. Intinya dia adalah wanita yang sefikroh
(sepemikiran, sepaham dll) denganku. Terus dia juga Sekufu’ (Sama,
Sederajat n dll) denganku. Dan patokan utama adalah agama, karena Islam
mengajarkan demikian sebagaimana yang tertera dalam hadits yang berbunyi “Tungkahul
Mar’a Li Arba’: Limaaliha, walihasabiha, walijamaliha, wa lidiniha. Fadfar bidzati
Ad-Dien taribat yadak”. Meski aku adalah lelaki yang ancur-ancuran atau
bahasa halusnya brengsek tapi aku tetap menjadikan agama sebagai patokan utama
dalam menentukan calon istri.
Kemudian untuk fisik aku memilih yang sesuai seleraku saja. Sedang-sedang
saja lah asal tidak ancur-ancur amat karena aku tidak munafik dan masih punya
selera terhadap tampilan wanita. Untuk ukuran lelaki sepertiku sangat mustahil
jika masih tidak memandang wajah dan fisik calon istrinya, standar ukuran
seperti itu tetap diperhitungkan hingga saat ini. Selain fisik aku juga mencari
wanita yang bukan sebangsa dan sesuku denganku, maap jika ini agak nyeleneh
dari kebanyakan orang. Hal ini karena ada sebuah sindiran yang terkesan
mewanti-wanti diriku dari bibi2ku kalau aku mau mencari istri jangan yang
sesuku. Entah apa alasan mereka terkait masalah kesukuan ini, tapi aku juga
punya pemikiran yang demikian agar nanti kedepannya keluargaku tidak hanya
sebatas orang-orang sesuku tapi ada juga yang diluar suku. Meski ini sudah
menjadi komitmen dan keinginan sejak 3 tahun yang lalu, tapi bukan berarti itu
merupakan sebuah keharusan bagiku. Keinginan seperti itu ada tapi untuk urusan
kepastian jodoh tetap itu kehendak yang di atas, toh kita hanya memilih, usaha,
ikhtiar dan doa. Perkara yang di atas berkehendak lain, ya it’s oke. Lagian patokan
utama kan agama, selebihnya adalah sebuah hiasan atau bumbu penyedap saja.
Jadi tipe wanita yang ingin kujadikan seorang istri adalah wanita
yang beragama bagus, akhlak bagus dan sesuai dengan selera. Jika ada yang
kurang atau mungkin berlebihan, harap dimaklumi karena aku hanya lelaki biasa
yang ingin hidup lebih baik dalam hal agamanya. Itu saja tulisan pengantar
tidur, semoga ini bisa mengilhami cowok-cowok yang sama denganku agar nanti
kalau memilih istri fisik di nomor duakan, kekayaan di nomor sekiankan. Dahulukan
agama Insyallah istri anda akan terjaga dan dia tidak akan pernah menghianati
suaminya karena agamanya yang telah menjaga dan mengawasinya selama hidupnya. Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar