Memasuki malam 17 Agustus yang bertepatan dengan malam (Nuzul Al-Qur’an) & Hari kemerdekaan Republik Indonesia. Seluruh Umat Islam Dan Rakyat Indonesia merayakan hari penuh makna ini. Hal ini dapat kita lihat pada sebuah komplek di Sumbersari Malang. Yang dengan gegap gempita warganya merayakan perayaan besar ini. memang tidak seperti Lebaran atau yang lainnya. Tapi perayaan ini terlihat sangat spesial untuk tahun ini karena dua perayaan hari besar tergabung dalam satu hari yaitu Malam 17 Agustus. Seperti yang sudah disebutkan di atas. Masyarakat Sumbersari mengadakan sebuah perayaan yang mereka sebut sebagai kenduri Malam 17 Agustus.
Entah apa maknanya, aku sendiri agak bingung mengartikan kata kenduri itu. Meski kenduri sudah berulang kali kudengarkan. Tapi tetap saja aku tidak dapat mengartikannya secara harfiah dan istilah makna dari kata kenduri itu. Selama ini aku hanya memahami acara kenduri itu adalah acara makan-makan. Tapi untuk lebih jelasnya aku masih belum mengetahuinya secara pasti makna kenduri tersebut. Oleh karena itu, sebelum menuju pada suasana perayaan kenduri berikut. Ada baiknya jika aku mengartikan kata kenduri tersebut dari apa yang aku lihat di kamus ilmiah popular.
‘Kenduri’ adalah acara selamatan (perjamuan makan-makan)
Betulkan apa yang kupahami tentang kenduri tidak salah. Bahwa acara itu adalah acara selamatan dengan bonus perjamuan makan-makan hehe.. jadi sudah ada gambaran kan tentang acara yang aku ikuti ini dengan melihat makna kenduri tersebut di atas? Aku yakin semua sudah dapat menerka apa yang akan terjadi selanjutnya (ceile..kyak detektif ni ye??pake menerka segala). Untuk lebih rincinya aku akan membagikan pengalamanku dari apa yang aku rasakan dan kudapat saat mengikuti acara kenduri malam 17 ini.
*
Acara ini dihadiri tidak hanya oleh warga asli Sumbersari, juga dihadiri oleh pendatang yang kebanyakan mahasiswa seperti diriku. Acara ini dimulai tepat pada saat semua warga berkumpul. Tepatnya aku kurang faham, karena aku bukan petugas yang ngawasi jam dinding saat itu.
Sebelum acara di mulai nih, para warga kampung berbondong-bondong mengumpulkan makanan ke rumah Pak RT (Sebelah kosku). Makanan ini nantinya yang akan diberikan pada warga dan rekan mahasiswa yang menghadiri kenduri ini. entah apa isi makanan itu, aku tidak tahu karena semua dibungkus dalam beberapa kotak. Untuk aturan warga harus mengumpulkan makanan berapa kotak? aku tidak tahu. Cuma waktu kulihat, minimal setoran itu 3 kotak, dan ada tambahan kayak buah semangka dan yang lainnya seperti Black forest. Ya..hanya buah semangka dan senampan black forest yang bisa kulihat dengan kasap mata. Selebihnya semua itu misteri, jadi ya nanti tinggal terima saja dan berharap klo isi dalam kotak itu bermanfaat buat sahur nanti. Semisal nanti ada yang mendapatkan isi kotak hanya sebuah tulisan ‘Maaf anda kurang beruntung’ ato berisi setumpuk kotoran kuda, berarti malam itu anda di naungi oleh bintang kesialan hehe..(Becanda)
Setelah semua makanan hasil sumbangan warga berkumpul. Acara kenduri ini akhirnya dimulai dengan pembacaan 'Basmalah'. Setelah itu, pihak panitia yang tergabung dalam jajaran kepengurusan RT menjelaskan tentang perihal acara tersebut. Bahwa acara kenduri ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur sekaligus merayakan malam Nuzulul Qur’an dengan malam kemerdekaan RI yang ke 66. Selesai sambutan yang berupa penjelasan ini, kemudian dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan sesepuh kampung.
Dalam tausiah yang disampaikan oleh beliau. Setidaknya ada sebuah ilmu yang dapat kupetik, meski hal ini masih timbul tanda tanya akan kebenarannya. Tapi tetap, yang namanya informasi akan menghasilkan sebuah pemikiran baru. Begitu sih yang aku pahami. Nah kita perhatikan yuk isi tausiyahnya.
“Pernah suatu ketika Jibril datang kepada nabi, dia (jibril) mengatakan bahwa ada seorang hamba yang beribadah 500 tahun lamanya di atas gunung, ketika dia meninggal dia masuk surga.”
“Ketika masa peribadahan hamba tersebut, allah senantiasa memberikan rahmatnya berupa air dan buah delima yang dapat ia nikmati. Suatu ketika, dipenghujung doanya, ia memohon kepada allah agar dimatikan dalam keadaan sujud. Maka diapun akhirnya mati dalam keadaan sujud dan kemudian allah memasukkannya ke dalam surga ”
“Ketika sedang berada di surga, si hamba ini berkata. Aku masuk surga lantaran karena ibadahku yang 500 tahun. Tapi allah berkata, bahwa ia dimasukkan ke dalam surga bukan karena lantaran ibadahnya yang 500 tahun tersebut, melainkan karena rahmat allah yang Ia berikan kepada hamba-Nya tersebut. Si hamba ini tidak percaya. Maka allah memerintahkan kepada malaikat untuk menghitung pahala yang ia dapat dan membandingkan dengan rahmat allah yang diberikan kepadanya. ”
“Setelah dihitung, akhirnya muncullah hasil yang sangat mengejutkan. Bahwa amal ibadah yang ia kerjakan selama 500 tahun besarnya hanya seperti rahmat mata yang allah berikan kepada kita.”
Nah..Pahamkan akan ulasan dari tausiyah di atas?? Jadi jangan merasa ibadah kita yang sangat lama kita lakukan, berpikir pahalanya sudah dapat membawa kita ke dalam surga. Surga itu diberikan oleh Allah lantaran Rahmat-Nya. Bukan karena hasil jerih payah kita selama di dunia. Dan Rahmat Allah meski dalam ukuran keduniawian terbilang kecil, tapi jangan sepelekan hal tersebut. Karena kecilnya rahmat tidak diukur layaknya pengukuran harta dalam dunia. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai bersyukur akan karunia yang diberikan allah pada kita. Agar kita tidak termasuk dalam kategori orang yang kufur akan nikmat seperti halnya yang termaktub dalam Al-qur’an yang artinya adalah:
“Barangsiapa yang bersyukur maka akan ditambahkan nikmatnya, dan barangsiapa yang kufur, niscaya adzab allah itu pedih”
Ditambah pula dengan firman allah dalam surat ar-rahman yang artinya:
“Maka, nikmat tuhan manakah yang kau dustakan??”
Itulah poin penting dari isi tausiyah acara kenduri malam 17 yang kudapatkan.
Selesai acara formal ini yang ditutup dengan bacaan al-fatihah yang dikhususkan pada pejuang kemerdekaan terdahulu. Maka kemudian acara inti dimulai, yakni:..tara…Makan-makan..hehe
Aku akhirnya mendapatkan sekotak makanan yang berisi nasi dan segala macamnya. Kemudian mendapatkan sepotong buah semangka yang disuguhkan oleh warga kampung. Setelah pembagian makan-makan selesai. Acara formal kenduri untuk malam 17 selesai dan tergantikan dengan acara hiburan yang bersifat duniawi, yakni lomba maen kartu remi dan catur yang diselenggarakan oleh RT dan warga Sumbersari Gang 3b ini.
Sampai disitu aku sudah tidak mengikuti kegiatan tersebut. Karena sudah tidak wajar dan tidak baek di malam Ramadhan menambah dosa dengan menyaksikan warga kampung yang bermaksiat (gayamu). Mungkin ini saja yang dapat kuceritakan. Semoga bermanfaat dan terima kasih!!
Nb: Mencoba menjadi jiwa Nasionalisme tidak selamanya salah. Selama hal itu tidak menggeser kedudukan Agama dalam hati kita. Jadi menurutku sah-sah saja merayakan kemerdekaan RI walau sebagian umat Islam mengharamkannya dengan alasan Indonesia adalah Negara penganut hukum Toghut.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^