Gaza kembali menangis lagi,linangan darah kembali membanjiri bumi Palestina. Teriakan takbir terdengar memekakkan telinga, dan air mata untuk yang kesekian kalinya membasahi pipi muslim Palestina. Sudah berpuluh-puluh tahun muslim Palestina berperang demi mempertahankan tanah air mereka, dan berpuluh-puluh tahun juga yahudi Israel dengan beringas membantai muslimin sana. Kejadian ini akan terus berlanjut hingga akhir zaman, sebagaimana yang sudah di jelaskan dari berbagai hadits.
Meski sudah dibombardir berapa kalipun, keteguhan hati mereka tak tergoyahkan oleh misil-misil yang mampu membunuh manusia, walau sakit rasanya peluru mengoyak daging dan tulang mereka, tetap saja keteguhan hati mereka berdiri mengacung seakan membuktikan bahwa mereka tak takut sakit apalagi mati, karena mereka punya keyakinan kuat dalam hati mereka bahwa Allah akan membalasnya dengan kenikmatan Syurga yang tiada tara.
Dengan tekad yang membara, mereka tidak takut akan hilangnya anggota keluarga. Mereka justru bangga karena mempunyai bapak, ibu, kakak dan adik mereka dengan gagah berani melawan sekumpulan militer yahudi Israel yang tak kenal ampun, karena mereka tahu bahwa kematian keluarganya bukanlah kematian biasa melainkan mati syahid (mati dalam perang) yang pasti masuk surga.
Dengan tekad yang membara, mereka tidak takut akan hilangnya anggota keluarga. Mereka justru bangga karena mempunyai bapak, ibu, kakak dan adik mereka dengan gagah berani melawan sekumpulan militer yahudi Israel yang tak kenal ampun, karena mereka tahu bahwa kematian keluarganya bukanlah kematian biasa melainkan mati syahid (mati dalam perang) yang pasti masuk surga.
Walau air mata akan mengalir mengiringi kepergian kerabat dan teman-temannya, tetapi dalam hati mereka berkata bahwa kelak mereka akan berkumpul kembali dalam suasana suka cita di singgasana surga yang maha indah dan dahsyat. Muslim Palestina perlu dijadikan contoh untuk muslim yang lainnya, keikhlasannya dalam membela tanah air, keteguhannya dalam mempertahankan harga diri dan kekuatan rasa solidaritas mereka yang tinggi dalam setiap detiknya menjadikan yahudi Israel merasa gentar menghadapinya.
Bila saja setiap keteguhan, solidaritas dan keyakinan muslim Indonesia seperti muslim Palestina, tentu akan menjadi sebuah kekuatan yang di segani oleh siapapun. Akan tetapi semua itu seperti sebuah cita-cita yang takkan tercapai ibarat pepatah mengatakan “Apa Daya Tangan Tak Sampai”, dari sini perlunya introspeksi dalam diri setiap muslim agar dapat merasakan kepedihan dan kesakitan muslim Palestina, karena muslim mempunyai keimanan yang satu terhadap satu Tuhan (Allah) itu bersaudara sebagaimana yang di Firmankan oleh-Nya; “Sesungguhnya Mu’min (Orang-orang Islam) itu bersaudara..” Al-Hujurat : 21
Kalau di deskripsikan seorang muslim itu ibarat satu kesatuan tubuh manusia, dimana terdiri dari kepala, leher, badan, tangan dan kaki. Mestinya apabila muslim seperti satu kesatuan tubuh manusia, ketika salah satu anggota tubuhnya mengalami luka, maka yang akan merasakan sakit adalah semua anggota tubuh itu. Jadi apabila muslim Palestina mengalami pembantaian oleh yahudi Israel, muslim yang ada di belahan bumi lainnya akan merasakan penderitaan saudaranya tersebut karena muslim merupakan satu kesatuan tubuh yang tidak dapat dipisahkan.
Tapi melihat hal demikian itu seakan tidak mencerminkan satu kesatuan tubuh, muslim sekarang seperti hidup sendiri-sendiri tanpa bisa merasakan penderitaan saudara lainnya. Sikap yang mestinya kita ambil adalah dengan memberikan bantuan baik itu berupa fisik, financial maupun doa sebagai wujud rasa solidaritas kita sebagai muslim.
Marilah kita berlomba-lomba untuk memberikan sokongan itu untuk saudara kita yang lagi sengsara guna meringankan beban penderitaan mereka seperti di Palestina. Karena saat ini bumi Palestina terbanjiri oleh darah seorang muslim yang tewas dalam invasi yahudi Israel, dan tangisan Gaza kembali terdengar lagi seakan memberitahukan kepada saudara muslim lainnya bahwa mereka sedang menderita dan butuh tangan-tangan saudaranya untuk menolong.
Dengan pekikan takbir yang tiada henti dan linangan air mata selalu membanjiri pipi seakan memberitahukan kepada kita bahwa “Kami disini dan akan tetap disini menunggu kahadiranmu wahai saudaraku”.
Marilah kita berlomba-lomba untuk memberikan sokongan itu untuk saudara kita yang lagi sengsara guna meringankan beban penderitaan mereka seperti di Palestina. Karena saat ini bumi Palestina terbanjiri oleh darah seorang muslim yang tewas dalam invasi yahudi Israel, dan tangisan Gaza kembali terdengar lagi seakan memberitahukan kepada saudara muslim lainnya bahwa mereka sedang menderita dan butuh tangan-tangan saudaranya untuk menolong.
Dengan pekikan takbir yang tiada henti dan linangan air mata selalu membanjiri pipi seakan memberitahukan kepada kita bahwa “Kami disini dan akan tetap disini menunggu kahadiranmu wahai saudaraku”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar