Social Icons

Pages

Senin, 09 April 2012

Dua Jam Bersama Zawawi


Dua jam bersama Zawawi Imron begitu member kesan dan memberi warna baru dalam keilmuan kesusastraan. Meski terbilang sedikit, namun beragam keindahan karya beliau begitu terasa hingga ke relung jiwa. Perasaan haru sering aku rasa dalam dua jam bersama beliau di acara Seminar Internasional yang bertema “What’s Poetry?” yang bertempat di gedung Rektorat UIN Maliki Malang Lt. 5.
Banyak hal yang dibicarakan, banyak hal yang diajarkan pada acara tersebut. Salah satu yang bapak Zawawi Imron ajarkan adalah tentang keindahan, keindahan sebuah karya yang berbentuk puisi berasal dari keindahan hati. Pada dasarnya, keindahan sebuah puisi bukan berasal dari keindahan sebuah bahasa, namun dari hasil interpretasi keindahan hati yang berujung pada penciptaan sebuah karya.
Salah satu yang beliau singgung adalah tentang seorang penyair. Sesorang dapat dikatakan sebagai seorang penyair adalah dengan sebuah tulisan. Misalnya adalah ketika ada seseorang di pagi hari melihat matahari terbit, dan orang tersebut berucap bahwa matahari tersebut tersenyum padanya dan merasakan keindahan matahari pagi tersebut tapi tidak ditulis dalam sebuah sajak. Sesungguhnya orang tersebut sudah termasuk dalam kategori penyair, hanya saja dia masih belum komplit karena tidak adanya sebuah karya yang dia hasilkan dari hasil interpretasi hati yang sudah indah dalam merasakan keindahan alam.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan sebuah karya yang spektakuler  dan indah. Pertama-tama harus mengindahkan terlebih dahulu hati kita. Seterusnya adalah kita mampu memaknai sebuah hakekat dari keindahan itu sendiri. Sebagaimana Zawawi Imron contohkan adalah lompatan sebuah katak yang memasuki selokan, dalam lompatan tersebut mengandung sebuah keindahan. Banyak hal indah di dunia ini yang masih belum ditangkap oleh hati-hati yang belum indah, sehingga keindahan yang ada dibalik sesuatu yang kita pandang tidaklah dapat kita serap sepenuhnya.
Dalam seminar yang diadakan oleh fakultas humaniora dan budaya UIN Maliki Malang,  Zawawi Imron juga banyak melontarkan syair-syair yang sungguh memukau semua peserta yang hadir saat itu. Dalam beberapa syair yang beliau lontarkan tidak sedikit peserta yang bertepuk tangan tanda kagum dan tidak mengerti pola pikir para penyair terkenal seperti beliau. Salah satu syairnya adalah “Jika awan mendung, jangan kau halangi hujan turun ke bumi, jika kemarau datang, jangan kau halangi dedaunan runtuh, dan jika senyummu sudah melekat dalam hatiku, jangan kau halangi diriku kalau nanti aku merindukanmu.”  Dan diantara syair-syair tersebut, masih banyak syair yang beliau sampaikan kepada peserta. Hanya karena aku tidak mencatatnya, maka hanya beberapa saja yang dapat aku ingat.
Semoga acara ini bermanfaat untuk ke depannya, dan dalam pengharapan kecil aku bisa menciptakan sebuah karya yang indah nanti.

--hal yang di dapat untuk menciptakan sebuah puisi adalah 1) indahkan hati terlebih dahulu, 2) berasal dari pengalaman spiritual, 3) banyak membaca karya-karya penyair lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar