Social Icons

Pages

Sabtu, 28 Januari 2012

Cerita Mengejutkan

Sebuah kejutan besar baru kuketahui hari ini dari lisan ibuku sendiri, entah kenapa selama ini keluargaku mendiamkannya sampai saat ini, apakah mereka tidak sadar bahwa ‘dia’ merupakan orang yang sangat luar biasa? Entahlah,,yang kutahu nama beliau seolah terlupakan dalam kamus sejarah keluarga kami.
Pada hari ini entah mengapa secara tidak sadar aku bertanya tentang seorang tokoh yang kukagumi selama ini, aku bertanya pada ibuku yang sedang duduk di belakangku dengan mukenah yang belum ia lepas. Aku bertanya tentang keberadaan seseorang, apakah ‘dia’ masih ada di daerahnya atau sudah tidak tinggal lagi di daerah tempat ‘dia’ dilahirkan?
Ibuku berpikir sejenak, dan beliau mengatakan kalau dia masih ada di daerahnya. Aku puas dengan penjelasan beliau, namun aku merasa ada yang janggal ketika beliau menyebutkan daerah yang berbeda dengan daerah kelahiran seseorang yang kucari. Aku protes dengan sanggahan yang seolah pernyataan ibu itu salah, ibuku bingung melihat reaksiku, kemudian dia menyadari kalau seseorang yang aku maksudkan salah dimengerti beliau.  Lalu dengan santai beliau menjawab kembali pertanyaanku dengan jawaban yang sama, namun intonasinya berbeda menandakan jawaban beliau sudah benar.
Setelah pertanyaan pertama berlalu kami berdua berbincang-bincang tentang seseorang yang aku maksudkan, dalam salah satu perkataannya, beliau mengatakan bahwa orang yang aku maksud dan aku cari sudah pernah ke rumah (rumahku maksudnya). Aku kaget tak percaya mendengar perkataan beliau, apa bener orang yang kucari ini pernah ke rumahku? Beliau meyakinkanku dan menceritakan kisah 22 tahun yang silam saat aku berumur 3 bulan dari masa kelahiranku.
***
Oktober 1989 keluarga besar Na’am dan Misrawi mengadakan sebuat prosesi adat untuk kelahiran buyut dan cucu mereka, tradisi ini sudah ada sejak dahulu kala yang berasal dari moyang mereka, sehingga pada usia 3 bulan kelahiranku, keluarga besar ini mengadakan tradisi “Nyukur” untuk si bayi. Prosesinya dilaksanakan pada siang hari, di mana rambut si bayi diikat dengan berbagai nominal uang kertas yang dibuat menggelantung di kepala. Lalu setelah tradisi sudah terpenuhi, di depan semua undangan yang menurut ibu dan nenekku sekitar 300-400 orang, rambutku yang digelantungi uang tersebut mulai dicukur satu persatu dan kemudian uang tersebut dibagikan kepada anak-anak yang sedang menonton di dekat prosesi tradisi tersebut.
Setelah tradisi ‘nyukur’ selesai, pada malam harinya, rumah kami kedatangan tamu yang kelak dalam 20 tahun mendatang namanya kan semakin dikenal jagat raya. Dia kan menjadi legenda sastra suku kami, suku Madu era-ara (Madura), dialah…

D.Zawawi Imron. 


Sastrawan asal Sumenep Madura yang kukagumi dan telah hadir ke rumahku saat aku berusia 3 bulan. Suatu kehormatan rumahku pernah kedatangan tamu agung sekaliber beliau, luar biasa. Beliau hadir ke rumah keluarga Naam dan Misrawi ini untuk mengisi sebuah kajian Islam yang pada saat itu bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Waktu itu, orang-orang masih sedikit yang mengetahui biografi dan keilmuan sastra beliau yang sungguh luar biasa, sehingga penduduk kampung yang menghadiri acara itu kebanyakan tidak tau kalau yang berceramah di depan mereka adalah orang yang akan menjadi legenda sastra Madura.  Dari ketidak tahuan ini banyak yang berpenilaian miring terhadap ceramai beliau, ada yang mengatakan “membosankan” ada juga yang mengatakan “tidak enak”. Tapi bagiku, kedatangan beliau saja merupakan sebuah hal yang luar biasa, apalagi sampai berbincang langsung dengan beliau. Subhanallah!!

***
Itulah cerita mengejutkan yang keluar dari lisan ibuku, cerita yang kulewati tanpa sepengetahuanku selama 22 tahun ini. tapi tidak masalah, karena yang penting aku tahu tentang cerita di masa bayiku. Cuma yang patut disayangkan adalah, foto untuk mengabadikan momen kedatangan tamu agung tersebut sudah hilang, dan dipastikan hilang setelah kutanyakan sama bibi dan nenekku. Huh…!! Biarlah masa itu hanya tuhan dan keluargaku yang menyaksikannya.
Hari ini aku beri’tikad untuk berjumpa lagi dengan beliau, entah kapan Allah SWT mengijinkan dan mengabulkan keinginanku. Semoga tahun ini aku dapat bersua dengan orang yang kuidolakan ini, Amien ya Rabb!!

2 komentar:

  1. amiin.. saya jadi penasaran juga sama beliau akhiy. :D

    BalasHapus
  2. @Nona Enno: klo penasaran, ayo bareng2 kita temui beliau ukhti :)
    n thanks visit n komennya

    BalasHapus