Social Icons

Pages

Sabtu, 06 Agustus 2011

Pe-Ka-eL


--Flash back--kembali aku akan menceritakan pengalaman hidupku setahun yang lalu ketika sedang menjalani Pe-Ka-eL I (Praktek Kerja Lapangan Integratif) di kota Probolinggo. kelompok kami sebagian besar terdiri dari orang madura baik yang Negeri maupun yang Swasta (tapal kuda area). kelompok kami semua beranggotakan 15 orang (8 cow & 7 cew ) yang terdiri dari: Wildan, Malik, Imam, Hilal, Adi, Mukit, Huda, Siri, Nia, Ifa, Zaza, Siti, Lilik, Kumala, dan Ulfa. Jujur waktu itu aku masih belum kenal sama temen kelompok PKL ku. aku hanya kenal sebatas nama saja. Jadi rasa canggung dan sungkan ketika mau berinteraksi di awal-awal PKL sangat terasa bagiku. tapi hal ini tidak berlaku sama Mukit, Siri, Hilal, Huda. karena sebelum kami disatukan menjadi satu kelompok PKL. kami sudah saling mengenal lewat komunitas Block M (Madura). Tapi Al-hamdulillah rasa canggung itu akhirnya hilang. setelah mengenal mereka lebih dekat.

Awal mula PKL yah dapat dibilang belum ada suasana ato kejadian yang berarti. selain aku masih beradaptasi dengan orang-orang di sekitar. saat itu aku hany fokus sama kerjaan sendiri (individu). jadi masih belum ada reaksi yang positif pada hari pertama PKL. Dan kuras semua berjalan sebagimana mestinya. hanya saja..--mungkin dikarenakan kaget dengan cuaca yang sangat panas (Pesisir)--..apalagi kita sebelumnya bertempat tinggal di daerah yang cuacanya dingin (dataran tinggi & pegunungan)..jadi semua mengeluhkan hal yang sama, yaitu: panasnya cuaca. apalagi kita PKL pake baju resmi hitam-putih (kotoran cicak istilah anak-anak) dibalut dengan jas almamater..dapat kita bayangkan berapa banyak keringat yang dikeluarkan akibat panasnya cuaca kota probolinggo yang terbilang pesisir itu..aku yakin 100% bakalan apek dah ketek kita semua, akibat panasnya cuaca disana yang sangat tak karuan. kecuali yang pake rexona ato tawas mungkin gak terlalu apek/mambu lah keteknya hehe..pokoknya hari-hari petama kita disana ibarat penjual sate, yaitu: kipas-kipas badan. cuma bedanyanya mungkin antara kita dan penjual sate adalah aromanya. jika penjual sate mengipas-kipas daging mengeluarkan aroma yang bikin ngiler. klo kita ngipas badan aroma yang dikeluarkan bakalan bikin orang disekitar malah menutup hidung. Dan bisa-bisa 'Senep' bagi yang belum terbiasa (tambah sip ae senep).

Memasuki pertengahan PKL, diwaktu inilah bibit cerita mulai terbentuk dan teralami oleh kita semua yang nantinya bakal menjadi kenangan kita masing-masing. setiap kegiatan yang kita kerjakan dari hari kehari mengandung sebuah canda tawa, susah senang dan perselisihan kecil yang akan tertananam di pikiran kita masing-masing. Kekonyolan, ketololan bercampur aduk dengan keseriusan yang kita ciptakan sendiri. inilah yang menjadikan kita semakin erat menyatu dalam sebuah ikatan yang disebut 'PERSAHABATAN'. aku harap persahabatan ini tidak hanya sesaat. tapi kan berlanjut ketika kelak dewasa nanti (*_^).

Aku tidak akan menceritakan alur perjalanan PKL ini. karena q pikir kan membosankan bagi yang membacanya. aku hanya akan mengulas tentang hal yang mengundang senyum kita saja. agar ini akan selalu berkesan di hati kita masing-masing. Okeh..?? langsung saja kita lihat sebagian dari keunikan, dan kekonyolan yang kita timbulkan dalam satu bulan ini.

#Keunikan#
Semula kita berpikir PKL ini sangatlah berat, sok sibuk lah nantinya, dan banyak tugas. Eh..malah hal itu tidak kita temui selama PKL (khususnya bagi yang cow, klo yang cew mana ketehe hehehe..peace!!). ada sih kegiatan..kyak tiap hari dari pukul 08.00 WIB sampe 11.30 WIB (di PA) dan tiap minggunya dua kali acara tahlilan di masyarakat. Tapi itu tidak berarti apa-apa. Dalam artian kita tidak sampe stress menjalani rutinitas itu. Justru yang bikin padat jadwal kita adalah OL, Nge-Game (Plant of Zombie & PES 2010) jalan-jalan, nonton Piala Dunia, ngopi dan maen Poker. Itulah yang mengisi keseharian kita. Bayangkan coba, mana ada PKL yang kerjaannya Cuma becanda, foto-fotan, habis itu ngopi ketika di pengadilan. Terus sepulangnya maen poker sampe-sampe tidak mengenal batas waktu. Dan terakhir tidur klo sudah melewati jam 24.00WIB. gitu deh keseharian kita,  ya dapat dibilang sama kyk kehidupan Pengacara (Pengangguran banyak acara maksudnya hehe).
Aku yakin meski kayak gini rutinitas harian kita di Probolinggo. Semua pasti berprinsip ‘santai tapi pasti’. Meski santai tapi harus ada yang di peroleh. Entah hanya sebatas kenangan, memperoleh istilah-istilah kata baru, dapat makan bakso gratis di rumah Pan-Mud, dan  'Narsis'.. so, intinya kan ada yang di dapat. Dari pada tidak ada sama sekali? (*_^).
Selain itu keunikannya lagi adalah kita seluruh peserta PKL yang tersebar di daerah Malang dan sekitarnya. Saling berlomba memperlihatkan kesantaian kita masing-masing. Hal ini dapat dilihat dalam kompetisi upload foto tersantai dan terenak PKL di facebook. Sampe-sampe ada tuh salah satu kelompok PKL yang mengupload foto mereka ketika sedang asik bernyanyi dan berdendang bersama masyarakat. Jadi gak habis pikir kalo sampe foto-foto yang beredar di facebook itu di lihat sama Bu Dekan Fakultas kita. Bisa-bisa dapat nilai A alias Apes hehe.. tapi its okelah. Namanya juga mengisi waktu senggang (kyk banyak kegiatan aja bilang senggang hehe). Itulah sebagian keunikan yang kurasakan pada waktu PKL.

# Kekonyolan #
Tanpa kita sadari, kadang tindak tanduk kita mengundang reaksi senyum kawan di sekitar kita. Entah itu lewat ucapan kata, kelakuan, karakter dan bahkan sifat, kadang bisa membuat kita tersenyum dengan sendirinya. Banyak kekonyolan yang terekam dalam otakku ketika sedang menjalani PKL ini. Kadang ditimbulkan diri sendiri, kadang juga orang lain.
Pertama: entah mengapa, kata yang aku ucapkan yang terkesan kata-kata pasaran itu menjadi kata penghibur saat itu. Sebagian dari teman PKL jadi terkontaminasi oleh kosa kata tersebut. Meski yang orang jawa (khususnya) tidak mengerti apa sebenarnya dari maksud kata itu. Tetap saja sesuatu yang popular akan mereka adopsi dalam percakapan (maklum penganut moderen bukan postmoderen hehehe).
Kosa kata itu adalah “Ngencek” mempunyai arti ‘menumpangi’ (Biasanya kata ini jika di daerahku terkesan agak jorok karena digunakan untuk sesuatu yang jorok juga). So, siapa yang pernah ngucapin aku gak tanggung dosanya loh hahaha…
Selain kata ‘Ngencek’ ada juga kata ‘Nyette’’ yang mempunyai arti ‘Menghisap/Merokok’ kalimat ini dipopulerkan oleh teman-temanku di rumah. Tidak terlalu lucu dari segi makna. Tapi unik dari segi kata, ya biasalah...bahasa Madura dilawan (RiakDotKom).
Sebenernya masih banyak lagi kata yang terkesan konyol, seperti: ‘Demma Kado’’, ‘Kentok’, ‘Geli’ dan sebagainya. Tapi yang kuingat hanya segitu. Jadi ya itu saja yang kuketahui.
Kedua, ketika awal mula PKL kita dikagetkan sama seorang hakim yang menurut sebagian anak-anak, wajah si hakim kayak mukit. Mendengar hal itu, aku hanya bisa tertawa. Apalagi kalo sudah waktunya dia yang ngasi materi. Kekhusu’an belajarku jadi tak karuan berganti sama guyon dan senyum kecil cekikikan. Nama hakim itu adalah pak Ruba’i, adakah diantara temen2 yang mengingatnya?? Aku yakin 100% mereka masih ingat.
Selain itu, pernah suatu ketika kami dibikin senyum oleh kejadiaan lucu ketika kami mengikuti proses berjalannya persidangan. kelucuan dan kekonyolan ini semua berawal dari celetukan-celetukan orang madura yang maksa berbahasa Indonesia. Salah satu contohnya adalah ketika salah seorang hakim yang bernama Pak Urip menanyakan apakah si Penggugat betah tinggal di tempat si Tergugat? si saksi menjawab dengan entengnya. tidak 'Pernah'. Mungkin bagi orang yang tidak mengerti bhs madura menganggap ungkapan si saksi sangatlah 'Jaka Sembung Naek Ojek'. Tapi jika kita cermati seksama. sebagaimana yang dilakukan hakim Urip saat itu. kata 'Pernah' bukanlah kata baku dalam Indonesia yang berarti “Sudah menjalani (mengalami dsb): ia sendiri -- dihukum; belum (tidak) -- , belum sekali pun mengalami dsb”. tapi kata itu mempunyai arti/maksud tidak betah/kerasan. Karena berhubung si saksi adalah orang Madura dan tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Maka apa yang ia ketahui langsung ia ceploskan begitu saja. Jadi untuk tambahan ilmu bagi yang mau belajar bhs Madura kata Pernah mempunyai arti Betah/kerasan. Sudah pahamkan sama cerita yang kuurai di atas? Semoga saja tidak ada yang Jaka Sembung…

Mungkin ini saja yang bisa kuceritakan lewat catatan ini. Maaf jika anda tidak puas. aku hanya berusaha untuk mengingatkan kembali momen kebersamaan kami (kelompok Probolinggo) ketika PKL dulu.. Untuk tambahan catatan tentang cerita pengalaman waktu PKL dulu, aku akan melampirkan foto konyol yang terekam dalam kamera di bawah ini.


Itulah korban dari paparazzi gila yang tidak mengenal tempat dan waktu. Yah semoga foto konyol yang sedikit ini dapat membuat anda kembali mengingat momen kebersamaan kita di Pe-Ka-eL. Mohon maaf jika hanya foto ini yang dicantumkan. Karena hanya foto inilah yang menurut penilaian pribadiku sangat natural kekonyolannya. Jika ada kurang, mhon kritik dan saran dari teman-teman pembaca. Semoga menginpirasi. Wassalam!!

1 komentar: